SELAMAT DATANG DI FOREVER

Sabtu, 18 Mei 2013

Dari mana, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya kehidupan ini..?


“Laa Yu’minuu ahadukum hatta yakuunu hawaahu tab’an lima ji’tu bihi”. Artinya “Tidak beriman seorang diantara kamu sebelum hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa dengannya Al-Qur’an & As-sunnah”. (Alhadits)

I. Pengertian Hidup :

1. Hidup adalah tahapan perjalanan/ terminal

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? ( QS. 2 : 28 )

2. Hidup adalah Ujian
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan ( QS. 21 : 35 )

3. Hidup adalah pertanggungan jawab

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? ( QS. 75 : 36 )


II. Hidup dibentuk oleh Pikiran kita

Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS. 9 : 98 - 99 )
III. Maksud dan Tujuan Hidup.

Setiap orang, sekali waktu dalam kehidupan ini, pasti pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini
. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah mengubah pola pikir manusia itu sendiri dengan memberikan penjelasan tentang pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan (di dunia dan akhirat). Penjelasan ini hanya di dapat didalam Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.

Pada saat Alloh menciptakan manusia, Ia tidak pernah meminta pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Alloh Maha Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkenaan dengan penciptaan manusia.

Jadi, sekiranya kita yang dilahirkan ke bumi ini mencari dan menciptakan tujuan hidup sendiri, berarti kita telah mengkhianati Alloh yang menciptakan kita. Tujuan hidup yang harus dicapai manusia adalah tujuan yang telah ditetapkan Alloh. Ada nggak manusia yang usul agar dirinya diciptakan Alloh karena ia mempunyai cita-cita yang hendak dicapainya di dunia ini ? tidak ada.
Dua pokok masalah yang penting yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ‘Tujuan”?

2. Apakah “Kehidupan”?

TUJUAN adalah sesuatu yang ingin dicapai manusia sesuai dengan fitrah dan keinginan-keinginan manusia.

Sedangkan KEHIDUPAN menurut pandangan Al-Qur’an :

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs.18/45 dan 10/24).

Dari ayat-ayat tersebut diatas seolah-olah Sang Pencipta mengatakan :

“HIDUP ADALAH FENOMENA KEILAHIAN”. Kehidupan dengan aspek alamiahnya tidak bisa membawa umat manusia kepada tujuan ideal hidup di dunia ini. Mengapa demikian? Sebabnya adalah Bahwa kehidupan ini adalah sebagai sarana untuk memasuki tahap kehidupan yang abadi.
“….supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir”. (Qs.36/70). Mereka yang siap untuk menerima pesan para Nabi dan siap pula untuk menggunakan akal dan hati nurani, mereka inilah yang akan hidup bahagia di dunia yang diciptakan Alloh ini. Firman Alloh :

“Maka hadapkanlah wajah (tujuan hidup)mu dengan hanif kepada Ad-Dien (tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu …” (Qs.30/30).

“Dan siapakah yang lebih baik Diennya daripada orang-orang yang ikhlas menyerahkan (tujuan hidup)nya kepada (tujuan) Alloh sedang ia mengerjakan kebaikan …. “ (Qs.4/125)

Tujuan hidup manusia adalah memeluk Dien yang hanif dan menyerahkan seluruh tujuan hidupnya kepada tujuan Alloh menciptakan manusia. Seluruh hidup manusia harus menyerahkan seluruh kehendaknya kepada kehendak Alloh. Itulah yang disebut kehidupan mencari ridho Alloh, sesuai dengan kehendak dan tujuan Alloh menciptakan manusia.
“Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Alloh, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Alloh-lah mereka dikembalikan”. (Qs.3/83)

Bagi orang yang beriman tidak punya cita-cita lain dalam kehidupan di dunia kecuali hanya satu yaitu “Ridho Alloh”. Kenikmatan hidup yang paling hakiki terletak pada keridhoan Alloh dan itu adalah kebahagiaan sejati. Sabda Nabi s.a.w:

“Barangsiapa yang mencari keridhoan Alloh dengan kemurkaan manusia, pasti Alloh mencukupi kepadanya daripada keperluan kepada manusia dan barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan kemurkaan Alloh pasti Alloh serahkan dia kepada manusia”. (HR.Tirmidzi).

Firman Alloh SWT :

“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Alloh, dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Qs.2/207).

Kepuasan hidup bukan terletak pada bentuk dan wujud materi, tetapi kebahagiaan jiwa karena mendapat ridho Alloh. Sabda Rosululloh s.a.w. :

“Kaya itu bukanlah karena banyaknya harta, tetapi (hakekat) kaya itu adalah kaya (kepuasan) jiwa hati”. (HR.Bukhari-Muslim)

IV. Bangunan, Sifat dan Cara Hidup Manusia : Di dalam riwayat perjalanan manusia kita mengenal hidup manusia bermacam-macam. Menurut bangunan, sifat dan cara yang terdapat di dalamnya, maka hidup manusia dibagi menjadi 3 bagian :

1. Hidup Hissi

Adalah hidup hanya untuk keperluan dirinya sendiri. Yang dikejar-kejar ialah hanya kepentingan yang berkenaan dengan dirinya, dengan rumah tangganya. Kadang-kadang ia bergerak juga di medan umum tetapi bergeraknya itu hanyalah untuk keperluan diri, keperluan materi belaka. Orang yang demikian itu sesungguhnya memiliki sifat “Diam”. Bukan “Diam” karena ia tak kuasa berjalan, bukan pula “Diam” karena ia tak pandai bergerak. Tetapi ia disebut “Diam” karena tak pandai menjalankan hukum-hukum Alloh. Hidup yang demikian itu boleh diibaratkan hidup secara tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup dengan tidak sadar dan insaf akan arti dan harga hidupnya. Maka hidup inilah yang dinamakan “Hidup Hissy”, hidup hanya karena tak mati belaka.

2. Hidup Ma'nawi

Hidup untuk menjalankan hukum-hukum Alloh tetapi belum mempunyai kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan teguh, dan belum mempunyai kepercayaan yang utuh. Ia mudah berubah,mudah digoyangkan dan dijatuhkan, mudah pula ia pindah haluan dan sikap, hanya karena ada sangkutan dengan salah satu kepentingan keduniaan belaka. Ia belum mempunyai pendirian yang kuat dan teguh.

3. HIDUP Ma'anni

Hidup yang dipergunakan untuk melakukan amal kebaikan dan kebajikan yang sebanyak-banyaknya dan sesempurna-sempurnanya; amal yang timbul dari keyakinan yang kuat dan iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Alloh SWT belaka. Dan tidak karena ataupun harapan yang diluarnya. Hidup sadar dan hidup insaf ini tak mudah tercapai kecuali dengan kemurahan dan karunia Alloh semata-mata. Lebih-lebih sukar lagi mencapai hidup yang demikian itu, karena si amil itu harus pandai menyatukan ketiga pendirian amal. (Isti’anah, istiqomah, istitho’ah). Orang yang duduk dalam kehidupan ma’anni itu, tak lagi mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was-was dan lain-lain yang boleh mencegah manusia bisa melakukan amal yang sempurna.

V. Kenali Hidup Anda

1. VISI HIDUP

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ( QS.30:30 ) Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( QS. 4 :125 ) Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan. ( QS. 7 : 181 )


2. MISI HIDUP

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS. 2 : 30 )

3. CITA-CITA HIDUP

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. ( QS. 2 : 207 )


4. PEDOMAN HIDUP

Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. ( QS. 45 : 20 )


5. IDEOLOGI/FALSAFAH HIDUP

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. ( . QS. 2 : 208 )

6. TUGAS HIDUP

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. ( QS. 51 : 56 )

7. TAULADAN HIDUP

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ( QS. 33 : 21 )

Muhammad Rosulullah, sebagai :

a. Manusia biasa yang digelari Al-Amin

b. Pedagang yang menjalankan bisnis

c. Suami teladan

d. Bapak/orangtua teladan

e. Panglima perang

f. Kepala Negara

g. dll

8. PIMPINAN/LOYALITAS HIDUP : 5/55, 4/59

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). ( QS. 5 : 54 )

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. ( QS. 4 : 59 )

Alloh / Al-Qur’an

Rosul / As-Sunnah

Ulil Amri / Nizhom

9. TEMAN HIDUP

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul." Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). ( QS. 25 : 27 - 28 )

Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami." Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepadaNya." Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan ( QS. 6 : 71 - 72 )

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. ( QS. 9 : 119 )

-Orang yang mau mendengar kita disaat tak ada lagi orang yang mau mendengar kita

- Orang yang mau menopang tubuh kita di saat kita lemah tak berdaya apa-apa.

- Orang yang mau membantu kita di saat orang lain menjauhi kita.

( Teman sedapur, sekasur, sesumur)

10. AMALAN HIDUP :

- ISTI’ANAH

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan ( QS. 1 :5 )

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ( QS. 2 : 153 )

- ISTIQOMAH

Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. ( QS. 34 : 46 )

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' ( QS. 2 : 238 )

Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya. ( 13 : 41 )

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). ( QS. 42 : 13 )
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami." Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)." ( QS. 6 : 30 )


- ISTITHO’AH

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). ( QS. 8 : 60 )

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. ( QS. 64 : 16 )

11. MOTTO / SEMBOYAN HIDUP

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang
besar ( QS. 9 :111 )

Kata Penyejuk Hati

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, 
sebab keelokan paras dapat menyesatkan. 
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, 
karena kekayaan dapat musnah. 
Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, 
karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. 
Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

GENERASI ISLAM PENYELAMAT BUMI

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yg benar (QS.Al Ahzab:41)
Kita semua tahu bahwa bumi kita ini sedang mengalami krisis global warning ( pemanasan global) itu semua akibat dari sebuah ilmu pengetahuan dan teknologi yang di buat oleh manusia dalam mengatur tata kehidupan dunia seperti banyaknya pabrik yang menghasilkan berbagai macam limbah yang membahayakan, banyaknya fasilitas kendaraan yang mengakibatkan polusi udara dan juga kecanggihan teknologi lainya seperti penggunaan tenaga nuklir, dimana dari fasilitas ini jelaslah bahwa bumi kita mengalami perubahan keadaan yang sangat drastis yaitu kerusakan lingkungan dan juga menjangkitnya berbagai macam penyakit yang dapat mengancam jiwa manusia.
Seperti yg baru baru ini terjadi dinegeri tetangga kita jepang dengan terjadinya tsunami dan gempa serta bocornya reactor nuklir yang dapat merusak bumi ini. Dimana radiasi nuklir itu dapat merusak lingkungan dan juga mengancam keselamatan jiwa manusia itu sendiri baik yang di jepang bahkan Negara Negara yang lainnya . Inalillahi wainna illaihi rojiun.
Marilah kita berfikir dan berkeinginan menjadi generasi yang dapat menyelamatkan bumi ini, yaitu generasi yang berilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi serta di imbangi dengan pengetahuan agama (dieniyah). Dalam Islam generasi ini dapat dibentuk dengan penanaman iman dan aqidah kepada Allah. Seperti yang tersirat dalam Al Quran sueat An Nisa ayat 9,
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan )mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar, QS.Annisa 9
Allah menerangkan tentang pembentukan generasi ini. Dan hendaklah takut kepada Allah seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah.
Maka siapkanlah sejak dini, generasi yang kuat yaitu generasi yang taat beribadah kepada Allah sehingga bisa menjaga dan merawat bumi ini dengan akhlak dan aqidah yang kuat yaitu generasi Robbani. Sehingga insya Allah mampu menyelamatkan bumi ini dari krisis global warning bahkan sampai kepada yang terpenting yaitu krisis akidah. Pembentukan generasi yang demikian ini, tidak semudah membalikan telapak tangan, tapi kita sebagai orang tua dan anak harus berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan proses pembinaan. Ada beberapa poin tentang pola pembentukan generasi ini, diantanya:
1. 1. 1. Quatul Aqidah
Orang tua hendaknya menanamkan hakekat Allah sebagai Al Khalik kepada anaknya sehingga tumbuh dalam jiwanya ketergantungan terhadap sang pencipta, aqidah ini harus senantiasa dengan iman dan harus selalu dijaga kebersihan hubungannya dengan Allah, lewat pelaksanaan ibadah. Dan Allah mengajarkan kita untuk memurnikan ibadah, artinya hidup harus dengan prinsip tauhid (Laa ilaahaillallah).
Karena dari generasi yang tauhid ini dapat menghantarkan mereka kepada tatanan islam yang sempurna, seperti Allah firmankan DalamQs,12:108.
Katakanlah: "Inilah jalan (Din) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."
Untuk itu mulailah orang tua membimbing anak-anaknya untuk mengenalkan Allah sejak usia dini, agar setelah beranjak dewasa nanti terhindar dari dosa besar yang tidak diampuni AllahYaitu Assyirku billah(syirik kepada Allah) ,amin ya robbal alamin
2.Quatul Fikroh
Orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak tentang sejarah keemasan umat islam terdahulu dan potret dunia islam dewasa ini agar anak tahu perbedaan mendasar diantara keduanya, dengan mempelajari sejarah Nabi saw, para syuhada, kehidupan para sahabat dalam memperjuangkan islam dan menanamkan secara mendalam keimanan kepada Allah atas semua aturan-Nya, dengan gambaran inilah kita dapat mencetak generasi yang mampu dengan iptek yang tetap imtaq. Sehingga dapat menyelamatkan bumi ini dari kehancuran iptek.
3.Quantun Nafsi
Hidup membutuhkan keseriusan, semangat dan ketahanan terhadap segala macam kesulitan. Oleh karena itu sejak dini anak-anak harus dilatih untuk sabar, diantaranya dengan melatih mereka melaksanakan ibadah wajib dan sunah seperti shaum (puasa) ramadhan dan sunah lainya. Serta akhlaq dalam kehidupan sehari- hari seperti disiplin terhadap pemeliharaan lingkungan keluarga dan masyarakat serta ikut melestarikan alam sekitar.
4.Quatul Jasadi
Dalam hadis riwayat muslim Rosolullah SAW bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah”
Kekuatan jasmanipun merupakan sebagian dari kekuatan yang harus disiapkan dan hal ini ditumbuhkan pada anak melalui cara seimbang dalam pola makan, minum dan tidur serta membiasakan berolah raga secara rutin, tentunya yang sesuai dengan kemaampuan anak. Semoga dengan poin-poin tadi,harapan kita untuk menjadi generasi rabbani yang mampu menyelamatkan bumi ini dari kerusakan alam dan moral bangsa lebih dimudahkan Allah. Semoga kita adalah termasuk orang tua yang mampu menjaga amanah ini untuk mempertanggung-jawabkannya dihadapan Allah. Amin ya robbal alamin
Benar islam adalah rahmatan lil alamin semoga kita sebagai umat islam yang taat kepada aturan islam adalah bisa menjadi rahmat buat alam raya ini, Semoga dengan hadirnya generasi-generasi Islam sejati ini bumipun bisa tersenyum, Amin ya rabbal alamin
Hikmah
La haula wala Quwata illa billahi aliyyil’azhim, tiada daya dan upaya kecuali pertolongan Allah SWT yang maha Agung. Allah menjanjikan dalam surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3..’Barang siapa yang Bersungguh-sungguh mendakati Allah SWT (bertaqwa ), niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dagi setiap permasalahan/ urusan yang di hadapinya dan akan di berikan rizki dari tempat yang tidak di sangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah SWT , niscaya akan di cukupi segal kebutuhannya.
Pendek kata “JANGAN TAKUT” menghadapi masalah, jangan takut akan sesuatu yang tidak dapat makan, berkurangnya penghasilan, tidak dapat tempat tinggal, dsb… biarlah orang lain yang jauh dari pertolongan Allah mengalami keresahan, tidak untuk kita ..”Just put off., teruslah berjuang mengarungi hidup ini bersama Allah, jangan coba jauhkan Allah dari hidup kita.., jangan coba bersikap sombong di atas kelemahan kita sendiri. satu kata sederhana saja namun sarat akan makna “Cukuplah Allah dalam hidup kita”
Teriring ucapan selamat berbahagia kepada saudara-saudaraku yang taat kepada Allah SWT dan semakin taat lagi ketika di beri kesusahan dan kesenangan, Shalat –Nya terjaga, Akhlaq-nya mulia, dermawan, hatinya bersih, dan larut dalam amalan- amalan yang di sukai Allah SWT .
Insya Allah semua ini akan mematangkan diri kita, mendewasakan, meluaskan pengalaman, melipatkan ganjaran dan menjadikan hidup ini jau lebih mulia, bermutu dan terhormat di dunia dan di akhirat. Wallahu a'lam

SEBAB BERTAMBAH dan BERKURANGNYA IMAN

Setelah kita mengetahui iman itu bertambah dan berkurang, maka mengenal sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali. Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat didunia dan akherat.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala selalu berusaha melakukan dua perkara:

  1. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama-sama.
  2. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang.[1]
Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus di dalamnya.

Sebab-sebab Bertambahnya Iman

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas. Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di antaranya:

  1. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu
  2. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu
  3. Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu
  4. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari’at-Nya
  5. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari
  6. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka

Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang beraneka ragam dan menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Di antara sebab dan faktor pendorong keimanan adalah tafakur kepada alam semesta berupa penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhuk penghuninya dan meneliti diri manusia itu sendiri beserta sifat-sifat yang dimiliki. Ini semua adalah faktor pendorong yang kuat untuk meningkatkan iman”.[2]

Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan, “Di antara sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknya amalan. Semakin baik amalan, semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelasanaan ada dengan sebab ikhlas dan mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenis amalan, maka yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan, sebab amalan termasuk bagian iman. Sehingga pasti iman bertambah dengan bertambahnya amalan.”[3]

Sebab-sebab Berkurangnya Iman

Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri (faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

Faktor internal berkurangnya iman

Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.

Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat-tingkat”.[4]

Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz ,

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta’ala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.

Faktor eksternal berkurangnya iman

Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.

Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian akherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.

Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.”[5]

Demikianlah perkara yang harus diperhatikan...

Rabu, 15 Mei 2013

sejarah desa mersi




DUMADINE DESA MERSI
Pada periode Hindu Budha teng Jawa, Purwokerto nyariosaken hegemoni Pasir Luhur atas wilayah ingkang jelas, yaiku sebelah lor Kali Serayu. Pada masa Adipati Kandha Daha Pasirluhur bersekutu kalih 25 kerajaan alit teng sekitar DAS Serayu. Salah satunggaling yaiku Adipati Mersi. Adipati MErsi gadah rivalis kalih Adipati Kabakan ingkang dipunlestarikaken wonten cariyos masyarakat Arcawinangun. Kabakan ketone nunjukaken wilayah ingkang dipunkuasai dening Sang Baka. Wonten perkelahian, Adipati Mersi dipunsedani lan dipunbuang teng saluran toya ngisor lemah ingkang dipundadosaken saking watu.
Masyarakat Arcawinangun ingkang sampun weruh saluran menika ngewehi kesaksian ingkang werna – werna. Wonten ingkang nyariosaken teng dhuwur saluran menika dipunpahat huruf jawa kuno, nanging wonten ingkang nyariosaken huruf Arab ingkang dipuntulis. Jasad Adipati Mersi muncul ngapung ing Bale Kambang ( samenika lapangan Mersi ). Memang saluran menika muncul teng Mersi bar berkelak kelok teng Arcawinangun. Rupinipun, Sang Baka juga nggawe kali enggal maring arah kulon kangge Kali Pelus, nanging kali menika bakal dipunrealisasikaken lan masyarakat nyebut kali menika Kali Bakal ( calon kali ).
Menapa ingkang dipunsebut kalih MAkam Astana Dhuwur Mbah Karta menika reruntuhan candi ingkang mboten dipunpelihara. Anehipun tiyang Belanda ingkang mbangun bendungan menika malah manfaataken watu – watu kasebut.
Teng Arcawinangun wonten pantangan pertunjukan wayang kulit kalih lakon Parikesit, lakon paska perang Baratayuda. Hubungan Arcawinangun kalih Mersi dipunposisikaken wonten cariyos menika. Mersi miturut cariyos kasebut sebagai tempat tinggal Maharesi Durna. Aswatama saking Mersi njajal mateni Parikesit, nanging Aswatama ingkang mati lan jasadipun dipunbuang.